08 Oktober 2023

Harga Suka-suka Gue

Gila, mahal amat!! Plakkk, gue dikeplak bini gue. Hush, jangan gitu kek. Malu-maluin aja. Ternyata bukan cuma di pikiran gue tapi terucap dan kencang pula..
Peristiwa di atas gak sekali dua kali terjadi. Kemarin contohnya waktu temani bini ke sebuah mall lawas dekat rumah, kami lihat sebuah kemeja yang harganya... 600rb lebih? Gak masuk akal. Siapa juga yang mau beli? Tapi faktanya baju itu dipajang tentu aja penjual berharap baju itu ada yang beli dan tentu saja memang ada yang beli. Kalau tidak, mungkin baju itu akan masuk ke area diskon, yang mana di toko itu terpampang besar tulisan Diskon 50%+20%.
Alkisah konon gak ada yang salah mematok harga berapapun. Kalau gue gak sanggup bayar 600rb untuk sebuah kemeja, berarti posisi gue memang berada di luar segmen pasar yang disasar sama brand tsb. Mungkin dia menyasar orang2 yang berpenghasilan X sementara gue masih di C. Gak salah juga. Sebuah produk itu kan gak untuk semua orang.
Dan juga kalaupun harganya gak masuk akal buat gue, bukan berarti orang lain akan berpikir sama. Selama penjual dan pembeli sepakat dengan harga tertentu, di sanalah transaksi terjadi.
Setiap orang yang menjual barang atau jasa boleh saja mematok harga berapapun yang dianggapnya sesuai dengan nilai dari barang atau jasa tertentu, sesuai dengan segmentasi pasar yang disasarnya, dan pada waktunya penjual dan pembeli akan sepakat terjadi transaksi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Abadikan Kenangan di Sekolah Melalui Fotografi

Kenangan adalah bagian integral dari perjalanan pendidikan kita. Dari berbagi tawa dengan teman-teman sekelas, sampai penyelesaian studi dan...