04 Februari 2018

Memahami Pasangan yang Hendak Bercerai

Tahun 2018 ini diawali dengan berita yang mengejutkan yaitu Ahok akan menuntut cerai Veronica Tan. Banyak umat Kristen geger dan ikut mengomentari peristiwa ini. Banyak yang mengira hoax sampai akhirnya di akhir Januari lalu digelar sidang perceraian pertama. Banyak yang tidak setuju dengan alasan ajaran agama Kristen, bahkan tuliannya panjang dibumbui dengan ayat-ayat Alkitab. Saya bukan dari latar belakang Pendeta ataupun Psikologi, saya cuma pernah belajar Konseling itupun tidak tamat.

Kalo menurut saya sih perceraian itu bukan disebabkan hal yang mendadak, pasti ada masalah yg ditumpuk sejak lama. Apakah lamanya itu cuma dibiarkan atau ada usaha untuk mengatasinya itu akan membuat perbedaan besar banget.

Membiarkan saja itu misal beranggapan 'time will heal' atau melupakan tapi tidak mengampuni, atau berusaha mengampuni tapi belum berhasil, berusaha mengampuni tapi memberi syarat, dst.
Usaha mengatasi masalah bisa dengan bentuk mengubah sikap, perilaku, cara komunikasi, berhasil mengampuni dengan sungguh-sungguh, berusaha memenuhi kebutuhan pasangan, dll.

Bicara soal kebutuhan, di masyarakat umum yang suka kita dengar hanyalah kebutuhan materi (duit) dan kebutuhan badani (hubungan seks). Padahal baik laki-laki dan perempuan ada kebutuhan emosi yang seringkali sama pentingnya atau bahkan lebih penting dari kebutuhan materi dan badani.

Untuk memperbaiki pernikahan, perlu bantuan dalam proses konseling. Tapi menjalani konseling itu tidak bisa dipaksa. Kalo obat batuk masih bisa dipaksa, kalau sudah ditelan bekerjalah obat itu.. Kalau konseling harus ada kemauan dan usaha dari orang ybs. Meskipun ada juga sih konseling yang 'dipaksa', biasanya dalam konteks sekolah. Anak yang dianggap bermasalah disuruh menghadap guru BK. Tapi tak akan seefektif kalau dia datang sukarela atau konselornya menempatkan diri sebagai sahabat yang dia bisa percaya.

Belajar Lima Bahasa Cinta (Gary Chapman) itu sederhana, tapi sesungguhnya bisa berdampak besar bagi kualitas relasi dengan pasangan. Tahu apa bahasa cinta pasangan kita (waktu berkualitas, pelayanan, pemberian, sentuhan, kata-kata membangun) dan belajar bagaimana kita memberikannya pada pasangan di waktu yang tepat, dengan cara yang tepat.

Latar belakang keluarga, cara berkomunikasi dengan orangtua akan pengaruh juga ke komunikasi dengan pasangan.


PS: Tulisan ini sudah diedit, tidak lagi membahas tentang kasus Ahok dan Vero karena alasan etika

1 komentar:

Abadikan Kenangan di Sekolah Melalui Fotografi

Kenangan adalah bagian integral dari perjalanan pendidikan kita. Dari berbagi tawa dengan teman-teman sekelas, sampai penyelesaian studi dan...