Latihan-latihan meningkatkan keterampilan kita, misal dalam bermain musik, berolahraga, berkomunikasi, dst.
Tapi berapa banyak orang yang kita kenang karena keterampilannya?
Ada sih, tapi mungkin gak banyak dan hanya yang the best of the best, misal Michael Jordan waktu dia slam dunk lompat dari garis freethrow, atau Freddie Mercury dalam menciptakan lagu Bohemian Rhapsody, dst.
Dalam konteks keluarga dan pertemanan, siapa yang kita ingat karena keterampilannya? Mungkin tidak ada.
Dalam kehidupan kita, yang bermakna dan layak dikenang adalah pengorbanan, kesetiaan, suri tauladan yang dilakukan secara langsung terhadap diri kita atau kepada orang-orang yang kita kenal secara pribadi.
Keluarga kami secara finansial cukup tapi tak bisa dibilang berlebih. Mama selalu mendorong kami, anak-anaknya, untuk les musik. Tujuannya jelas supaya kami bisa menjadi pemusik gereja. Di cerita singkat ini, saya mengenang visi Mama yang begitu jelas, karena kenyataannya sekarang ini saya menjadi pemusik (utamanya piano dan organ, kadang main gitar akustik, electric, dan bass). Selain itu pengorbanan karena kalau kita cek tempat les musik seperti tempat saya belajar dulu (Yamaha jl. Bumi, Mayestik), bayarannya sebulan hampir sama dengan uang sekolah anak. Bahkan dulu saya sering malas les, pura-pura tidur sampai terang-terangan bilang malas, Mama selalu membujuk dengan naik bajaj (lebih nyaman daripada naik bis) lalu makan soto ayam atau siomay di depan tempat les.
Mama, maafin aku ya 😭 Jadi sedih mengingat ini..
Mama juga memaksa kami les bahasa Inggris. Bukan cuma 2 anaknya yang dimasukkan ke LIA Bintaro, tapi untuk mendorong semangat kami, ia sendiri juga les di sana, menunjukkan bahwa dia tidak hanya bisa nyuruh tapi juga melakukan. Buahnya adalah kakakku berbekal bahasa Inggris bisa kerja di lembaga internasional, menikah dengan orang US, bahkan kini tinggal di brrbagai belahan dunia. Sedangkan aku, cukup bermanfaat dalam pekerjaan dimana banyak orang asing di kantor, dan berusaha selalu berbicara dengan anak dalam bahasa Inggris.
Mama dikenang bukan karena keterampilan berbahasa Inggrisnya, tapi teladannya dalam mendampingi kami les bahasa Inggris.
We love you, Mom.
In remembrance of Ibu Ati Larasati Subiyanto (20 Mei 1941 - 15 Januari 2010)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar