08 Oktober 2023

Makhluk berkecerdasan memakai kecerdasan tiruan

Kita manusia bukannya gak bisa mikir, cuma males aja.

Kalau bisa dibantu oleh kecerdasan buatan, tentu akan nyaman karena bisa membuat kita tidak harus susah payah memeras otak menghasilkan karya orisinal, apalagi selera rendah kita mudah sekali dipuaskan dengan hasil karya tulisan (baik ChatGPT 3 gratisan maupun Bing Chat gratisan) yang berupa artikel, lagu, puisi, dst sampai hasil karya gambar (seperti Dall-e atau Leonardo yang favorit gue juga). Bahkan gak tergoda bayar $20 per bulan untuk berlangganan ChatGPT 4 untuk hasil yang lebih dahsyat. Udah, cukup.

Waktu gak ada inspirasi, yang katanya harus mood dulu, yang katanya nunggu wangsit datang, kita lari ke kecerdasan buatan untuk mancing-mancing inspirasi. Entah ikan macam apa inspirasi itu kok pake dipancing segala.

Blog ini juga bukan perkara mudah menulisnya. Seandainya membuat postingan blog pakai Bing Chat, tentu sudah rampung dari tadi dengan bahasa yang lebih jelas karena tinggal mengetik saja apa yang kita mau lalu klik enter dan voila, langsung tersaji.

Ini baru yang namanya era instan. Foto instan itu udah 20 tahun yang lalu. Mie instan bahkan lebih tua lagi. Jawaban instan juga sudah lama sejak kita sekolah dulu, tapi melanggar aturan karena sebenernya bukan instan tapi lebih ke memindahkan jawaban di lembar kertas teman ke lembar kertas kita sendiri. Seandainya restoran bisa seinstan ini pasti gak akan ada antrian. Pesan menu A, pencet, dan tiba-tiba cring muncul di depan mata, langsung bisa dinikmati.

Entah sesuatu yang instan itu apakah senikmat yang kita bayangkan atau justru membuat ia kehilangan nilai, karena keindahan dan kenikmatan yang sama kita rasakan tapi dengan intensitas yang begitu sering dan tanpa usaha yang besar, nikmatnya tentu akan berkurang. Yah tapi mau gimana lagi, nikmat itu kan subyektif. Kalau mau merepotkan diri sendiri untuk mengejar kenikmatan yang lebih besar, setidaknya untuk diri sendiri, kerjakan saja. Contohnya ya membuat posting ini.

Tulisan yang tergolong pendek tapi karena jarang menulis, akan terasa sulit dan jujur saja, merasa luar biasa kagum atas pencapaian ini. Sederhana ya, tapi ternyata kita bisa menggeser batas diri ini tanpa usaha yang luar biasa besar. Kalau benar-benar diusahakan, dilakukan setiap hari secara konsisten, wah bisa seperti apa coba?

Eh sebentar, emangnya mau menulis blog secara konsisten? Jangan berkhayal kau. Nanti setelah satu dua posting, kembali menggunakan kecerdasan buatan, demi memanjakan otak yang tak seberapa aktif ini.. Haha, dasar manusia modern!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Abadikan Kenangan di Sekolah Melalui Fotografi

Kenangan adalah bagian integral dari perjalanan pendidikan kita. Dari berbagi tawa dengan teman-teman sekelas, sampai penyelesaian studi dan...