09 Oktober 2019

Review Joker (2019) a la Doktor Psikologi

Ada seorang Psikolog, dia melabel dirinya sebagai Motivator Psikologis no 1 Indonesia Praktisi Pemulihan Jiwa. Kalau dicari di Google, namanya Dr. Dedy Susanto dengan akun IG dan Twitter @dedysusantopj. Ini buktinya:
Seorang Doktor Psikologi! Wow.


Di video berikut ini ia membahas film Joker (2019) yang dibintangi Joaquin Phoenix. Video tersebut diberi judul:

FILM JOKER dan GANGGUAN JIWA dan ALAM BAWAH SADAR


Di deskripsi video, ia menuliskan:
Mohon nonton hingga habis ya baru judgement

Diakhir saya lampirkan profile saya agar kamu tahu bahwa ini bukan asal cuap namun memang pengalaman saya dalam dunia psikologi terutama ilmu-ilmu tentang alam bawah sadar.

Film Joker menurut sudut pandang ilmu psikologi. Joaquin Phoenix

Ternyata kesedihan dan kekecewaan yang terpendamdapat memengaruhi kesehatan jasmani, kebahagiaan, dan rejeki.Ikuti Training yang berisi terapi-terapi psikologis yang melegakan batin, membuang kesedihan / kekecewaan terpendam untuk kebahagiaan & rejeki.

LAPANG HATI akan LAPANG REJEKI. Training Magnet Keajaiban

PALEMBANG wa nama#13okt ke 0817 030 19000
JAKARTA     wa nama#19okt ke 0857 11 29 3000       
BANDUNG     wa nama#20okt ke 0811 98 000 56 

(---saya potong. masih banyak kota lain dan juga luar negeri tempat ia mengadakan training---)

Masalahnya adalah ia memberikan pernyataan yang tidak ada di film Joker. Menurut saya hal ini adalah pembohongan dan pembodohan publik. Berikut ini tanggapan saya, termasuk kutipan transkrip apa yang ia katakan:
Mas udah nonton film Joker (2019) apa belom sih?
Nonton dulu sana! Hari kerja murah kok cuma 30-35rb.

1. Di menit 03:15 anda bilang "ada banyak scene, ada tayangan dimana dia diminta harus tersenyum, harus tertawa, harus keliatan bahagia"
Gak ada yang kaya gitu! Yang ada adalah Arthur punya kelainan perbedaan ekspresi dengan emosi, ketika ia merasa tertekan ia malah tertawa. Ia berusaha menutup mulut supaya tidak disalahartikan orang lain.

2. Di menit 03:33 anda bilang "ada beberapa tayangan yang dimana Joker mulai beraksi dan beberapa orang juga terpengaruhi untuk melakukan suka-sukanya dia. ah sudahlah gak ada yang peduli gue, gak ada yang menghormati gue. mau jahat, jahat sekalian."
Ngawur bos! Massa bertindak karena situasi di Gotham yang udah kacau, carut marut. Arthur (Joker) bukan penyebab, hanya pemicu.

3. Di menit 04:17 anda bilang "dan khusus kita yang masih stabil jiwanya, menonton ini membuat kita tuh jadi agak parno, membuat kita negative thinking, ada nuansa gak enak di otak kita. dan ngerinya ada perbendaharaan ooh boleh ternyata kalau gak dihargai, kita boleh tidak menghargai balik. ooh boleh kalau dijahati, boleh ngejahati balik."
Parah boss! Yang bilang kalo dijahati boleh membalas itu agama, bukan film Joker. Film Joker ini bukan film tentang balas dendam seperti jutaan film Hollywood dan jutaan film Hong Kong dan jutaan film Bollywood lain. Arthur menemui Thomas Wayne di WC untuk meminta pengakuan bahkan ia tidak berniat membunuhnya. Yang membunuh Thomas Wayne dan istrinya itu digambarkan orang lain, bukan Joker.

4. Di menit 05:30 anda bilang "tapi batin makanannya dari mana? Dari mata dan telinga. Kalau kita gak jaga gerbang ini, ngeri banget lho"
Nah itulah makanya anda jangan menakut-nakuti masyarakat dengan membuat review ngawur ini. Anda sedang meracuni masyarakat dengan pendapat negatif yang salah. Saya katakan salah karena yang anda bilang itu tidak sesuai dengan film Joker (2019). Itu terjadi karena anda belum nonton tapi sudah kasih "pendapat profesional" (sesuai profesi anda: psikolog), karena belum nonton jadinya ngelantur dan ngawur!

5. Di menit 05:44 anda bilang "saya aja yang sudah mendalami psikologi, udah agak ngerti soal psikologi, udah lama mendalami psikologi. Lihat teasernya saja tuh.. eh kaya.. ikutan tenggelam, ngeri banget! Gimana ceritanya dengan orang2 yang awam psikologi? itu lebih terhipnotis itu..."
Wah bener dugaan saya, anda cuma nonton teasernya doang lalu berani ngomong panjang lebar mengenai film Joker dan dampaknya bagi masyarakat. Kalau anda benar-benar seorang Psikolog, sebaiknya anda tetap di ranah pengetahuan anda saja, jangan menyebarkan opini-opini pribadi yang dapat memicu paranoia masyarakat!

TANYA: Kalau yang punya gangguan psikologis gak boleh nonton film Joker, lalu boleh gak nonton sinetron yg berisi orang selingkuh, mertua menekan menantu, dll?

Review ngawur ini akan membuat orang membicarakan film Joker dan film ini makin populer, sebagian lain makin penasaran dan pergi nonton. Itu jadi $$$ untuk DC Films dan mereka berterima kasih pada anda...

Komentar akan dilanjut, jika dipandang perlu :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Abadikan Kenangan di Sekolah Melalui Fotografi

Kenangan adalah bagian integral dari perjalanan pendidikan kita. Dari berbagi tawa dengan teman-teman sekelas, sampai penyelesaian studi dan...